Blurb:
Usiaku 17 tahun, hampir 18. Kelas 12. Hampir lulus. Dan aku hamil...
Dark Love by Ken Terate(klik untuk tautan ke Goodreads) |
Kirana yang cerdas, cantik, dan ceria melihat semua impiannya luruh di depan mata. Hari-harinya mulai dipenuhi rahasia dan kecemasan. Ia nggak mungkin mampu melahirkan dan merawat bayi. Ia juga nggak mungkin mampu menghadapi celaan dari orang-orang di sekitarnya, teman-temannya, guru-gurunya, terutama kekecewaan orangtuanya. Saat ini Kirana berada di ambang jurang keputusasaan. Hidup seolah tidak menawarkan solusi apa pun padanya.
Bagaimana dengan cowok yang menghamilinya? Oh, cowok itu harus tetap sekolah. Dia nggak boleh terlibat. Dia cowok paling tampan dan paling cerdas di sekolah. Masa depannya begitu gilang gemilang. Kirana tidak ingin merusaknya. Siapakah dia? Kirana takkan pernah mau mengakuinya.
Saat pertama kali membaca buku yang saya lakukan adalah membaca halaman prancis. Isinya judul buku, pengarang, tahun penerbitan, dan tetek bengek lainnya. Saya suka membaca keterangan siapa yang membuat ilustrasi cover. Dan ternyata yang membuat cover adalah Niken 002 hehehehe yang tak lain tak bukan adik pengarang sendiri.
Tema teenlit ini berat. Bener berat lah : kehamilan masa remaja. Yang membuat saya penasaran membaca sampai akhir adalah : siapa laki-laki yang bertanggung jawab. Jelas yang perempuan juga ikut bertanggung jawab tentunya. Keresahan dan kegelisahan Kirana bisa menjadi gambaran bagi para remaja, bagaimana seandainya mereka sendiri yang mengalami sendiri.
Yang terasa kurang kuat adalah karakter peran utama. Kirana ini sebetulnya cewek yang macam apa sih? selain dia pintar dan cukup cantik. Lalu chemistry antara Kirana dan My Prince kurang kuat. Apa sih yang membuat Kirana mencintai cowok ini? selain dia ganteng dan pintar. Kualitas my Prince ini kurang lebih sama dengan 2 karakter cowok lainnya. Kurang terasa pembeda kecuali latar belakang keluarga dan ekonomi mereka.
Saya suka dengan ide penutupnya, di mana Kirana diundang menjadi pembicara dalam seminar. Banyak pembicara seminar pencegahan AiDS yang memang menderita HIV+, ide untuk memunculkan Kirana sebagai pembicara terbilang unik. Dan menginspirasi para remaja lainnya.
Oleh: Dewi Nugraheni
Idenya apik. Cuma seluruh bab sampai sebelum bagian akhir, rasanya kayak ditahan-tahan, dimelas-melas, dirahasia-rahasia, dibeban-beban. Bikin karakter Kirana jadi kurang begitu jelas. Dan, juga karakter 3 couo dari kelompok Hi 4. Karakter Chaca juga. Malah karakter Maria (dan kakaknya Kirana, yang muncul meledak sebentar) yang kuat. Setelah flashback ke jaman Nana belum hamil, baru cerita mengalir. Lepas begitu seperti tidak ada beban.
Sebenarnya masih banyak karakter, plot, atau alur yang bisa digarap. Diperdalam lagi. Tapi, lalu aku mikir, apa karena ini teenlit ya, yang membikin aku maklum kalau sex education di bagian akhir terasa seperti... seperti... seperti apa ya--penyuluh BKKBN? (opo kui XD ) (padahal dengan kemampuan mbak Niken menulis lincah dan analogi jduar-jduar harusnya bisa lebih enggak kayak gitu), jadi semuanya ditampilkan secara sederhana saja enggak apa-apa.
Kalau aku nebaknya lagi, Mbak Ken sedang masa 'transisi', dari yang dulu lincah sekarang menjadi agak berwibawa dan bersahaja karena telah menjadi seorang ibu. Jadi, ya agak 'bingung' begitu tulisannya; antara lincah dan 'berbeban'.
Tapi, secara ide... luar biasa! Anak SMA kudu baca ini.
Oleh: Desi Puspitasari
0 comments :
Post a Comment