Laporan Kopdar Oktober 2012 - Taman Kuliner dan Klub Buku | Goodreads Yogyakarta
Home » » Laporan Kopdar Oktober 2012 - Taman Kuliner dan Klub Buku

Laporan Kopdar Oktober 2012 - Taman Kuliner dan Klub Buku

Written By Unknown on Tuesday, 9 October 2012 | 11:41

Antara Klub Buku, Hujan Deras, Hawa Dingin, dan Tenda Bocor.


Saya pikir Taman Kuliner Condongcatur ini agak nyleneh.  Lazimnya tempat nongkrong kalau hari libur semangat open warung. Mereka? Mayoritas malah tutup. Apakah pemiliknya sedang merayakan Ultah Jogja ?entahlah. Apakah mereka sudah dapat wangsit kalau hari itu bakal turun hujan deras?hmm...

Meita dan Sansan (yang surpriseee gak jadi tugas ke Surabaya) jadi peserta paling On Time. Saya datang sedikit terlambat. Kurnia berikutnya. Lalu ada Couple of The Year kita Erick dan Niken-kali ini tanpa ransel berat. Lutfi menyusul dengan baju warna merah-Dress Code BULAN LALU.

Pesan Lutfi di undangan kopdar: kumpul di panggung utama, bawa alas duduk masing-masing.  Ternyata sore itu panggung utama sudah disabotase oleh grup kesenian lengkap dengan kendang dan bulu-bulu ala Indian.  Kita akhirnya mengalah, mengambil posisi di salah satu tenda yang terdekat dengan jalan masuk.  Sansan buru-buru menegaskan:“bukan saya loh yang bikin undangannya,”. Tapi lumayanlah kopdar GRI jadi ada acara selingannya: musik super keras, penari-penari cantik (yang sukses membuat kepala pria-pria GRI  tolah toleh sesering mungkin)

Lutfi-yang lupa menambahkan nomor HP di undangan-agak mengkhawatirkan teman-teman baru yang mungkin datang. Gak lucu kan kalau mereka datang-datang langsung menuju ke panggung, gabung ke grup kendang itu lalu meyakini kalau GoodReadsIndonesia sudah berubah jadi Grup keRawitan Indonesia. Dengan pede seribu dan rasa tanggung jawab yang luar biasa Korwil I Sansan berinisiatif mendekati orang-orang yang kira-kira terlihat “mencurigakan” dan berpotensi jadi peserta
GRI.  Satu orang-mas-mas duduk sendirian-ternyata salah. Bingo!! Akhirnya bisa menemukan Aam & Rizka. Horeeee! Tak lama kemudian juga datang Intan dengan jaket dan kerudung ungunya.  Kopdar dibuka dengan perkenalan-seperti biasanya.  Fakta baru: Aam lagi skripsi tapi belum selesai-selesai, Intan kerja di Bentang (berpotensi menyumbang buku gratisan)

Acara berlanjut dengan diskusi klub buku.  Sebenarnya klub buku dalam versi lain sudah sering kita lakukan, judulnya “buku apa yang kamu baca bulan ini”.  Bedanya di Klub Buku kita bisa berbarengan, beberapa orang membaca buku yang sama lalu bersama mendiskusikannya.  Memang benar benar ide yang jiniyus dan cemerlang dari salah seorang member GRI Jogja #Abaikan#

Lalu tiba tiba…………………HUJAN DERAS mengguyur!! Tenda bocor!!Air netes dimana-mana.  Perserta kopdar GRI sore itu langsung sibuk menggeser-geser kursi. Dorong kesana kena
bocoran, Dorong ke sini kena tampias. Angkat-angkat kursi sambil tetap ketawa-tawa.  Ternyata walopun tidak ada konsumsi (karena yang buka cuma warung mie ayam) semua tetep semangat.  Ah, apalah artinya udara dingin, hujan lebat, meja kosong dibanding semangat cinta buku yang sudah membara di hati kita yaa teman-teman #Eaaaa#terharu

Buku pertama yang dibahas: Into The Wild.  Yang mereview saya, Kurnia-yang reviewnya berbunyi idem ito dengan pereview pertama, dan Intan-yang belum baca bukunya tapi sudah nonton filmnya.  Rizka turut menambahkan dengan mengkaitkan Chris-tokoh utama di Into The Wild- dengan kisah
hidup Leo Tolstoy.  Sayang, Roni-yang mendapat pinjaman Into The Wild, Andre-yang mendapat hadiah buku ini dari Mbak Natty, dan Mbak Dewi-yang membaca versi Inggrisnya tidak bisa bergabung dalam kesempatan kali ini.

Buku kedua, Indonesia Mengajar, dibahas oleh Meita, Niken, Intan, dan Lutfi.  Sansan ternyata belum sempat membacanya.  Sedangkan Lora-yang baru aja dapet hadiah buku ini dari someone-tidak bisa hadir karena sedang liburan ke Surabaya (Note: jangan lupa ambil oleh oleh di tempat Lora). Rata-rata yang sudah membaca sepakat Indonesia Mengajar (IM) agak membosankan untuk dibaca.  Beberapa kisahnya cukup menarik. Niken mencermati kalau kisah-kisah yang menarik diletakkan di awal-awal buku.  Tapi makin ke belakang cerita makin standar.  Mungkin ini terjadi karena tidak semua kontributor naskah *sudah biasa* menulis. Intan, yang sudah mengenal Anis Baswedan sebagai motivator ulung agak kecewa karena IM di luar harapannya.  Meita, walopun di trit GRI
menyatakan sempat mengharu biru membaca IM tapi akhirnya mengakui kalau dia tidak terlalu “match” membaca buku-buku yg sedih begini.  Lutfi memberi issue kalau IM 2 sudah terbit dan lebih menarik dari IM 1.Alhamdullilah.

Diskusi lalu berlanjut ke buku-buku yang mirip: Chicken Soup & Butet Manurung dengan segala kontroversinya.  Lalu diselingi dengan berita acara soal Limbad dan kisruh rumah tangganya dengan Benazir.

Buku terakhir yang dibahas: Merdeka dalam Bercanda karya Panji S.  Pembahasnya Meita, Intan, dan
Lutfi.  Lutfi mengakui kalau Panji selalu totalitas dalam mengerjakan sesuatu. Tapi ia menyayangkan mengapa Panji masih lebih banyak mengimpor hal-hal/istilah-istilah asing yang sebenarnya sudah ada padanannya di Bahasa Indonesia.  Meita menceritakan kisah kekonsistenan Panji saat diwawancara di Radio. Intan menambahkan dengan sedikit sejarah stand up comedy di Indonesia.

Setelah selesai membahas 3 buku yang dijadwalkan, diskusi berikutnya soal buku apa yang akan dibaca bulan depan. Ada yang mengusulkan Leo Tolstoy *pengsan duluan*, Musashi *nanar ngebayangin tebelnya*, Paulo Coelho *titipannya Uci*, Canthing *karena sudah banyak yg ngebaca dan terutama buku ini lagi ada di rak obral Gramedia*.  Belum ada hasil, nanti ditindaklanjuti di Grup lagi.  Kopdar selesai pukul 17.30. Hujan sudah reda.



Sekian sekilas laporan Kopdar GRI 7 Oktober 2012
 Ketjup buat semua ^.^

Laksita Wijayanti.

0 comments :

Post a Comment

ARSIP