Lapanta Maret 2015 - Kopdar Perdana 2015 | Goodreads Yogyakarta
Home » » Lapanta Maret 2015 - Kopdar Perdana 2015

Lapanta Maret 2015 - Kopdar Perdana 2015

Written By Unknown on Saturday, 28 March 2015 | 19:29

Kopdar hari ini, Minggu, 28 Maret 2015 pkl. 13.00 dihadiri oleh penulis, komikus, cerpenis dan pengamat tubuh manusia. Ini tadi yg datang: Mbak Desi, mbak Lidya Renny & temannya (aku ketinggalan wkt perkenalan), mas Kurnia, mas Risda, mas Akim dan 1 lagi laki2 yg direkrut oleh mb Desi .

Foto oleh Indri Azari

Mungkin kita harus kopdar di studio koeboes terus biar mas Kurnia menyediakan snack :P

Foto oleh Desi

Tuan rumah membuka acara kopdar Goodreads Yogya. Menjelaskan bahwa sejatinya yang akan meng-handle acara adalah Mbak Dewi Nugraheni yang kemudian berhalangan hadir. Sebagai tuan rumah yang kurang mumpuni kemudian ia menjelaskan bagamana Goodreads Yogya itu dan apa saja kegiatannya; biasanya ada games dan swap buku: beradab--saling tukar antar anggota, tak beradab--semua buku dikumpulkan di satu tempat lali terjadilah ajang keroyokan.


Kurnia ini lulusan Teknik Fisika, dan ijazahnya tak dipakai karena kemudian banting setir jadi komikus.Mengapa kok memilih jadi komikus? Alasannya sederhana: supaya bisa tidur siang.


Koebus adalah akronim dari tiga nama tokoh komik pendiri studio, yaitu Koel, Bu... aku lupa, dan S.. aku lupa. Hehehe.




Sementara di sebelah tuan rumah adalah yang kemarin ketinggalan helem di Studio Koebus, Akim Noviansyah. Blio yang nyaman dan senang sekali berada di tengah-tengah kehangatan anggota Goodreads Yogya (sampai helemnya saja ketinggalan) datang ke Yogya hanya untuk buku, buku, buku, dan buku. Betapa....

Lidya Renny Chrisnawaty
bercerita tentang buku baru 
"Kata Kota Kita"

Lidya Renny Chrisnawaty bercerita tentang buku barunya. Bareng penulis terpilih GWP (Gramedia Writing Project) I ia menulis cerpen dalam "Kata Kota Kita"--setelah sebelumnya menerbitkan buku berjudul "Hujan Daun-Daun".

Yang berbaju merah adalah Lia, teman Lidya Renny Chrisnawaty. Suka membaca buku.

Di sebelah adalah Risda Nur Widia, kuliah jurusan Sastra di UST. Salah satu dosennya adalah Pak Jayadi, redaktur cerpen di koran Kedaulatan Rakyat (Yogya). Karena Pak Jayadi ini, Risda harus mengerjakan tugas wawancara di Sarkem; bahwa segala kegiatan di sana begitu terorganisir, dan para perempuan pekerja juga dibekali pengetahuan dalam sebuah workshop mengenai: ya, mereka memang seorang pekerja, tapi tetap harus bisa 'membela diri', jangan sampai diinjak-injak harga dirinya.

Beberapa cerpen Risda sudah dimuat di koran Republika, Media Indonesia, dll.


Teguh Afandi bercerita tentang lelakon tirakat saat menulis cerpen "Arum Manis" yang menjadi juara I lomba cerpen Femina 2014.

Juga Indri yang sedang mengerjakan tesis yang juga seorang ibu kos yang sering nombokin bayar listrik karena anak kosnya suka nunggak, menyukai novel detektif. Sejak kecil ia suka membaca Conan (Conan the Barbarian ). Pernah khilaf membeli seri Sherlock Holmes: sudah membeli yang terbitan penerbit ini, terus melihat buku yang sama tapi terbitan penerbit lain tetap dibeli, kemudian tergiur dengan seri lain, dibeli juga, dan akhirnya... enggak dibaca. Meski sudah hafal pola penceritaan novel detektif yang kerap dibaca, ia tetap suka karena "ya, pokoknya asyik aja gitu."



0 comments :

Post a Comment

ARSIP